KEDIRI - Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Wilayah Jawa Timur melaksanakan kegiatan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-5 dengan mengusung tema 'Semakin Kokoh Unggul Bermanfaat dan Berdaya Saing Global Menuju SIT Jawa Timur yang Bermartabat.'
Dalam kegiatan Muswil Ke-5 JSIT Jatim yang diselenggarakan di Hotel Insumo Jalan Urip Sumoharjo Kota Kediri, Jawa Timur, selama dua hari Minggu-Senen 27-28 Februari 2022.
Selain melaksanakan agenda utama yakni sidang pleno untuk memilih Ketua JSIT Wilayah Jawa Timur Muswil ini juga mengagendakan beberapa kegiatan.
Diantaranya, webinar yayasan SIT tentang pendirian SIT tantangan dan peluang oleh Ustadz Edris Efendi tanggal 20 Februari 2022.
Baca juga:
Pengertian Blog, Struktur Umum dan Jenisnya
|
Digelar webinar yayasan SIT tentang Roadmap Pendidikan Indonesia, oleh Ustadz Mohammad Zahri, M.Pd dan bakti sosial berbagi bingkisan kepada kaum dhuafa.
"Kegiatan Muswil Jatim yang dilaksanakan dengan membatasi peserta dan pastinya dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat, ” terangnya.
Muswil ke-5 Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) secara resmi dibuka Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, sekaligus penyerahan wayang bima oleh dalang Andik kepada Khofifah sebagai simbol Bima ini memiliki karakter kebaikan dan mengalahkan keburukan.
Dilanjutkan, doa bersama yang dipimpin langsung oleh Ketua PCNU Kota Kediri Abubakar Abdul Jalil atau Gus Ab dalam kegiatan Muswil ke-5, doa dimaksudkan agar anak-anak Indonesia menjadi generasi bermutu.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terlihat menyempatkan melihat stand pelaku UMKM di area Hotel Insumo dan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan.
Khofifah menyampaikan bahwa prestasi yang diraih siswa, guru, kepala sekolah, bupati dan walikota berasal dari Provinsi Jawa Timur tertinggi di seluruh Indonesia.
Tidak hanya itu, banyak siswa diterima tanpa tes di Perguruan Tinggi Negeri Provinsi Jatim tertinggi di seluruh Indonesia.
Lanjut Khofifah untuk bisa membangun penguatan kualitas SDM. Kita membutuhkan seluruh elemen strategis di level manapun.
Jadi kemampuan pemerintah kalau Kabupaten dan Kota itu menangani tigkat SD dan SMP. Kalau yang ditangani Provinsi itu SLB, SMK dan SMA. Disusul Kemenag membawahi Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
"Nah, ini kemampuannya hanya berapa persen dari seluruh kebutuhan untuk memberikan penguatan kualitas SDM kita. Pesantren banyak tetapi masih banyak lagi yang harus ditangani, " urainya.
Lanjut Gubernur Jatim bahwa keberadaan jaringan sekolah islam terpadu ini, saya sangat mengharapkan ini bisa memberikan penguatan kualitas SDM di pendidikan formal.
"Mudah-mudahan akan bisa terus berkembang seiring dengan peningkatan kualitas peningkatan IPM di Jawa Timur, " tutup Khofifah.